Jumat, 08 Desember 2017

DIMANA PARA PEMUDA?

Mari maknai pesan Founding Father kita!!
Dalam pidatonya sang proklamator dengan lantang mengatakan"1000 orang tua hanya dapat bermimpi, 1 pemuda dapat mengubah dunia". Begitupun dengan konseptor bangsa TAN MALAKA atau yang biasa dijuluki BAPAK REPUBLIK dalam bukunya menegaskan bahwa" idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh para pemuda". Jika kita maknai pernyataan diatas, jelas bangsa ini diwariskan dan dipercayakan kepada pemuda.

Apa alasan mengapa Presiden pertama itu sangat percaya kepada pemuda? Tentu dia melihat pemuda dalam kaca mata sejarah. Api perjuangan pertama kali dinyalakan oleh pemuda pada tahun 1908 yang diprakarsai oleh organisasi BUDI OETOMO dan pada waktu itu gerakan mereka menjadi tonggak menentang kolonialisme belanda. Lalu pada tahun 1928 pemuda berkumpul menyatukan gagasan kemudian mereka mengucapkan dalam satu sumpah, sumpah pemuda melahirkan keputusan tentang: AKAN LAHIRNYA TANAH INDONESIA, BANGSA INDONESIA DAN BAHASA INDONESIA. 
Tidak sampai disini!! Pemuda terus menyalakan api perjuangan sampai pada tahun 1945 dimana golongan muda kembali menunjukan eksistensinya dengan menesak golongan tua agar secepatnya memproklamasikan kemerdekaan indonesia. Dan pada masa revolusi tahun 1966 pemuda kembali terlibat dalam melengserkan sang proklamator, ini yang menyebabkan BUNG KARNO sangat segan dan juga kagum kepada pemuda karena pemuda selalu menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan persoalan bersama. Setiap generasi bangsa mempunyai cerita tersendiri untuk berkontribusi pada bangsanya. Jika golongan muda era SOEKARNO mendesak supaya diproklamasikan kemerdekaan indonesia. Maka saatnya pemuda sekarang inilah yang menggoreskan ceritanya untuk membangun indonesia. Tentu kita tidak tega jika tinta goresan kita tak semanis goresan tinta pemuda terdahulu. Mari tanamkan nasionalisme sejak muda karna kan hancurlah suatu negara jika nasionalisme pemudanya tidak ada. Mari berbuat untuk bangsa, ambil peran masing-masing baik itu dibidang sosial, pendidikan, politik, kemanusiaan, karena bangsa yang besar tidak bisa dikerjakan seorang diri.


AR NIETZSCHE
KOTA TUAL, 5 NOVEMBER 2017

Sabtu, 30 September 2017

SENYUMAN PERTAMA OKTOBER


Teruntuk kamu-ku..

Hari ini tanggal satu di bulan oktober.

Hati ini masih sama. Perasaan ini masih tetap sama.
Aku tak tahu siapa dirimu, di belahan bumi mana saat ini kau berada, dan kesibukan apa yang tengah kau lakukan. Yang kutahu hanyalah kita sama-sama menunggu. Menunggu Allah untuk mempertemukan kita di waktu yang tepat.
Terkadang mata ini iri kepada hati. Kau tetap ada di hatiku, namun kau tak tampak di mataku.
Mungkin saat ini kita tengah memandang langit yang sama, tersenyum menatap rembulan yang sama. Di sanalah tatapanku dan tatapanmu bertemu.

Kamu-ku yang telah ditakdirkan untukku,
Aku hanya bisa berdo'a agar kelak pertemuan kita diridhoi olehNya. Agar surga yang kita rindukan dapat kita raih bersama. Hingga semesta mempertemukan marilah kita saling memantaskan.

Tual, 1 Oktober 2017

Sabtu, 16 September 2017

SURAT DARI PLANET MARS II




Minggu pagi aku terbagun masih seperti yang lalu, iya tanpa kamu.
Yang memilih berada disampingnya.
Kamu, peminta yang melepaskan.
Aku tidak pernah benar benar paham dengan cinta yang pernah aku miliki dari kamu, semakin tidak tau mengapa hatiku pernah mencintai hatimu yang saat ini tidak kupahami.
Yang aku tau, aku tidak lagi mau tau.
Bagaimana hari depan, bagaimana kamu, atau kita tidak akan lagi ada, aku tidak mau tau sama sekali...selama yang kutau kamu seperti itu, bukan yang dahulu aku mau.
Surat kedua ini masih untuk kamu, entah sampai mana dan kapan.
Selamat menjalani hari dengan pilihanmu, yang katamu bahagia, yang kutau, kamu tidak begitu bahagia.

Senin, 11 September 2017

Surga milik siapa? Atau milik mereka yang berduit saja. Atau juga milik mereka yang pintar berbicara.
Ternyata surga bukan sekedar kata, melainkan ruang tanpa usia. Yang tidak pernah penuh untuk kita berbicara berdua.
Berbicara tentang surga, aku tidak tau apa-apa, hanya saja ibuku pernah berkata. Jaga kewajibanmu niscaya kamu merasakan surga, nak !!
Seperti dunia maya, aku melihat surga diantara beribu orang didalamnya, yang penuh cahaya tanpa rasa kecewa.

Tual, 12-09-2017


Minggu, 27 Agustus 2017

AKU ADALAH ANJING



Jangan dikira aku ini orang yang baik,
karena aku tak sebaik yang kau kira.
Jangan dikira aku ini orang buruk,
karna aku jauh lebih buruk dari yang kau kira.
Jika aku adalah anjing. aku adalah anjing 
yang belajar sopan santun dan kasih sayang dari manusia.
Jika aku adalah manusia. Aku adalah manusia
yang lupa akan kemanusiaan.
Jika menurutmu aku salah dan kau yang benar,
maka salahkan sikapku yang kau anggap salah.
Tapi akan lebih baik jika kau juga memberiku
contoh dengan praktek kebenaran yang kau maksudkan.

Selasa, 22 Agustus 2017

(G)adis Sebelum pagi





Pada pagi
Yang tak dirindukan
Bahkan dilupakan?
Tersimpan 
Hingar bingar 
Kenangan
Seakan membuka hari
Tergiang jelas
Apa-apa yang membuat
Bibir
Melengkung
Ke bawah
Seperti ini kah pagi yang Tuhan maksud?
Merekam ulang
Berguru pada perilaku
Yang telah terjadi sebelum pagi tiba
Tak dirindukan
Namun menawarkan
Keindahan
Bagaimana yang dirindukan?
Bagaimana jika pukul 4 sore di cafe biasa?



Tual, 2017

Selamat Malam





Selam ada yang bersama tanpa cinta,
maka akan selalu ada yang berada dalam cinta
tanpa pernah bersama.

Aku membaca kisah itu 
siang dan malam, aku merindukannya.
Kini aku menuliskan kisahku itu
siang dan malam aku meratapinya.




Minggu, 20 Agustus 2017

SAJAK ANAK MUDA KARYA W.S RENDRA

Kita adalah angkatan gagap
yang diperanakkan oleh angkatan takabur.
Kita kurang pendidikan resmi
di dalam hal keadilan,
karena tidak diajarkan berpolitik,
dan tidak diajar dasar ilmu hukum.

Kita melihat kabur pribadi orang,
karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.

Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,
karena tidak diajar filsafat atau logika.

Apakah kita tidak dimaksud
untuk mengerti itu semua?
Apakah kita hanya dipersiapkan
untuk menjadi alat saja?

Inilah gambaran rata-rata
pemuda tamatan SLA,
pemuda menjelang dewasa.

Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.
Bukan pertukaran pikiran.

Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
dan bukan ilmu latihan menguraikan.

Dasar keadilan di dalam pergaulan.
serta pengetahuan akan kelakuan manusia,
sebagai kelompok atau sebagai pribadi,
tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.

Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.
Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,
tidak bisa kita hubung-hubungkan.
Kita marah pada diri sendiri.
Kita sebal terhadap masa depan.
Lalu akhirnya,
menikmati masa bodoh dan santai.

Di dalam kegagapan,
kita hanya bisa membeli dan memakai,
tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin,
tetapi hanya bisa berkuasa,
persis seperti bapak-bapak kita.

Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat.
Di sana anak-anak memang disiapkan
untuk menjadi alat dari industri.
Dan industri mereka berjalan tanpa henti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa?
Kita hanya menjadi alat birokrasi!

Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan –
menjadi benalu di dahan.

Gelap. Pandanganku gelap.
Pendidikan tidak memberikan pencerahan.
Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan.
Gelap. Keluh kesahku gelap.
Orang yang hidup di dalam pengangguran.

Apakah yang terjadi di sekitarku ini?
Karena tidak bisa kita tafsirkan,
lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.

Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini?
Apakah ini? Apakah ini?
Ah, di dalam kemabukan,
wajah berdarah
akan terlihat sebagai bulan.

Mengapa harus kita terima hidup begini?
Seseorang berhak diberi ijasah dokter,
dianggap sebagai orang terpelajar,
tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.
Dan bila ada tirani merajalela,
ia diam tidak bicara,
kerjanya cuma menyuntik saja.

Bagaimana? Apakah kita akan terus diam saja?
Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum
dianggap sebagai bendera-bendera upacara,
sementar hukum dikhianati berulang kali.

Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi
dianggap bunga plastik,
sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.
Kita berada di dalam pusaran tata warna
yang ajaib dan tak terbaca.

Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.
Dan bila luput,
kita memukul dan mencakar
ke arah udara.

Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakkan oleh angkatan kurang ajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya.

Buatlah jadi bahan renungan, sajak ini dibuat 83 tahun yang lalu..

Sabtu, 12 Agustus 2017

17 Agustus Bukan HUT RI

Naskah Proklamasi Ketikan Sayuti Melik
Simak baik-baik isi (teks) proklamasi :
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l, diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Bagaimana mungkin hari ini,  tanggal 17 Agustus kita peringati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI)? Apakah saat itu (17 Agustus 1945) Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah ada/terbentuk? Bukankah yang membacakan proklamasi yakni Bung Karno belum berstatus sebagai pemimpin negara atau presiden pada saat itu?
Ketika kita mengacuh pada teks proklamasi (baik yang ditulis tangan maupun yang diketik) disebutkan bahwa yang menyatakan kemerdekaan Indonesia bukanlah negara melainkan bangsa Indonesia. Bahwasanya PPKI baru melakukan sidang sekaligus membentuk negara pada keesokan harinya yakni 18 Agustus 1945 yang kemudian ditandai dengan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia 1945 sebagai landasan konstitusi. Artinya bahwa 17 Agustus 1945 bukanlah HUT RI melainkan hari proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kekeliruan sejarah yang didiamkan sama dengan melanggengkan kebodohan beranak-pinak. Hari ini masyarakat kita masih diliputi ketidak-tahuan dan keikut-ikutan (taklid) buta tanpa mengetahui kebenaran sejarah bangsa–ya, minimal 17 Agustus kita sadari bukanlah HUT RI. Dan ironisnya, hal itu tak digubris sedikit pun oleh negara.
Harapan saya, melalui tulisan ini  semoga masyarakat bisa mengetahui makna tanggal 17 Agustus yang sebenarnya bahwa 17 Agustus adalah hari proklamasi kemerdekaan Indonesia bukanlah HUT RI. Mungkin kelihatannya sepele, tapi kalau terhadap hal-hal kecil saja kita tidak jujur, lantas bagaimana dengan hal-hal besar?
Ah … sudahlah.

Rabu, 09 Agustus 2017

PUISI PAGI

Kamu, pagi yang selalu aku syukuri..
Harapanmu kuamini menjadi puisi,
selalu akan kutulis dalam bait-bait.

Ketiadaanmu, akan menjadi kumpulan puisi..
Kutulis untuk pagi-pagi yang selalu ku syukuri.

Pagi tanpamu..hanya bait tentang kamu..
kecintaan dan keheningan serta syukur.


Saat ini semuanya dinilai dari segi kematerialistikkannya. Senjapun begitu.
Jika senja tak menampakkan jingganya dia bukan senja. Jika senja tak akan ada guratan merahnya bukan senja. Senja harus ada pada waktu menjelang magrib, ketika dia hadir bukan pada waktu itu bukan senja namanya.
Bagiku senja bukan hanya guratan jingga dengan percikan merah berserta warna lainnya. 
Bagiku senja lebih kepada antara ada dan tiada, jeda waktu antara pecinta dan yang dicinta untuk bersetubuh, ruang untuk memupuk rindu, waktu yang tepat untuk proses menujuMu.
Senja tak terikat oleh ruang dan waktu, senjaku datang ketika aku mencoba menghadirkannya dalam kalbu.
Senjaku dan senjamu mungkin berbeda, tapi aku berharap semoga kita dipertemukan dalam senja yang sama. Mungkin bukan pada tempat yang sama, tapi lebih kepada perasaan yang sama.

Selasa, 08 Agustus 2017

Kepada Kamu

Kabar darimu sudah tidak lagi menjadi
sarapan atau dongeng sebelum tidurku.
Tak mengapa, aku mulai terbiasa.

Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku masih bersama nafas dan pandangan terbaikku untuk berbagi, walaupun aku mengakui topik utamanya terkadang masih seputar kejanggalan sepeninggalanmu.

Aku ingin membagi tentang kejanggalan ini denganmu, walau hanya singkat melalui tulisan yang belum pasti akan kamu baca. 

Tadi malam, aku menghabiskan hari dengan beberapa kumpulan teman-teman, aku ingin tertawa terus, hanya itu keinginanku sejak bangun pagi sekali lagi tanpa kamu kemarin.

Sebenarnya aku ingin memelukmu sangat erat saat menulis surat ini, namun semua keinginan akan kusampaikan di surat surat berikutnya.

Senin, 07 Agustus 2017

Tak perlu judul, percuma..

Kemarin, muram tak secerah ini
Kemarin, diam tak segelap ini
Kemarin, percuma..
Waktu itu, aku tidak disitu
Waktu itu, disana tak nampak hadirku
Waktu itu, percuma..

Puisi yang terbaca dari sudut-sudut keraguan,
Juga kata-kata yang hadir seadanya, kemarin, waktu itu, percuma..

Aku tau, cinta terlalu pagi untuk rindu yang masih liar..
Juga puisi, barisan kebohongan dari ragu yang kabur tiap malam..
Baik cinta maupun puisi, kemarin, waktu itu, percuma..

Ada yang acuh, kemarin..
Juga ada yang menunggu, waktu itu..
Ada lagi yang bercinta, kemarin..
Tapi ada yang tak mau tau, waktu itu..
Juga ada yang diam tak mengerti, kemarin..
Padahal ada yang bertahan, waktu itu..
Kemudian ada yang mencoba, kemarin..
Dan ada yang berjuang, waktu itu..
Namun ada yang tak disitu, kemarin..
Sampai ada yang pergi, waktu itu..
Lagipula ada yang terbiasa, kemarin..
Walaupun ada yang lelah, waktu itu..
Tetap ada yang menangis, kemarin..
Ada yang mati, waktu itu..
Percuma..

Lalu seakan paling kehilangan, puisi bertebaran disudut jalan, memungut kata demi kata dari kemarin, untuk tampil waktu itu, percuma..

Kamu tau? Kemarin, waktu itu, percuma..
Ini bukan hal kemarin, atau tentang waktu itu, tapi ini percuma..

Iya maaf.

Minggu, 30 Juli 2017

Mataku Bercerita

Selamat malam untuk kedua mata..
lelah yang tak punah, meragu pada kedua bola
mataku.

Beberapa waktu lagi pagi kembali,
namun sisa-sisa kepergiannya masih terganggu
disini...
ia tak benar-benar hilang sejak siang datang
menggantikan, sesaat, tak akan sampai tersesat.

Aku menemukan syair,
mataku memahatnya pada tiap pandang kosong
disudut-sudut jalan yang sempat kulalui.

Akankah pagi menghapusnya jika ia kembali?
seperti mimpi yang pernah kami kelabui,
mataku tak pernah paham..semua tertalu cepat.
tapi aku mengerti, bagaimana lelah ingin menyudahi,
tertidur dan tak ingin jumpai pagi.


Tual, 31 juli 2017

Sabtu, 29 Juli 2017

TENTANG SORE

Sore selalu menyimpan cerita, tentang memiliki
dan juga kehilangan...
Beberapa hati menjalin lagu, sementara lainnya
menyudahi penuh ragu, saat sore hari meneduh...

Lalu malam menampung segala kisah sore
dalam bait, untuk dibaca oleh mereka,
pelaku sore berikutnya.



Tual, 30 juli 2017

Selasa, 11 Juli 2017

" Surat Dari Planet Mars "

Perempuanku yang dibumi
Sudah kupastikan esok kau akan merindu,
setelah itu sekarat,
sampai akhirnya

Menemuiku adalah jalan terakhirmu.

Senin, 03 Juli 2017

SURAT DARI ( CHE GUEVARA ) UNTUK KAWAN-KAWAN MUDA

Kalau aku boleh memilih untuk berjuang, mungkin saat ini aku ingin tinggal bersama kalian. Melewati jalanan yang padat lalu lintas, dengan iring-iringan spanduk yang panjang, kalian ketuk nurani para penguasa. Kaum yang berbaju megah, berkendaraan bagus dan punya mobil mengkilap. Kalian pertaruhkan segalanya, kesempatan untuk hidup senang, kemapanan pekerjaan, dan sekolah yang kini kian mahal. Buang segala teori sosial yang ternyata tak bisa membaca kenyataan. Keluar kalian dari training-training yang pada akhirnya tidak membuat kita paham dan mau membela orang miskin. Kupilih tinggal serta berjuang di hutan karena di sana aku kembali mendengar rintih dan suara orang yang hidupnya menderita.

Andaikan aku masih diberi kesempatan untuk kembali ke negerimu pastilah aku enggan untuk duduk di kursi. Akan aku habiskan waktuku untuk mengelilingi kotamu yang padat dengan orang miskin. Akan kusapa setiap anak lapar yang menjinjing bekas botol minuman untuk mendapat uang receh. Akan aku datangi para nelayan yang kini lautnya dipenuhi oleh pipa-pipa gas perusahaan asing. Akan kubantu para buruh bangunan yang menghabiskan waktunya untuk memanggul alat-alat berat. Dan akan kutemani para buruh pabrik yang masih saja diancam oleh PHK. Tentu aku akan mendatangimu anak muda, yang resah dengan kenaikan BBM atau proyek pendidikan yang kian hari kian mahal. Kurasa aku tidak bisa istirahat jika tinggal di negerimu.

Kalau aku boleh memilih untuk melawan, mungkin sekarang ini aku akan duduk bersama kalian. Aku akan bilang kalau perjuangan bukan saja melalui tulisan, puisi, buku, apalagi setajuk proposal! Perjuangan butuh keringat, pekikan suara, dan dentuman kata-kata. Kita bukan melawan seekor siput tapi buaya yang akan menerkam jika kita lengah. Hutan rimba mengajariku untuk tidak mudah percaya pada mulut-mulut manis. Hutan rimba mendidikku untuk tidak terlalu yakin dengan janji. Aku sudah hapal mana tabiat srigala dan mana watak kelinci. Kalau kau baca tulisanku, mustinya kau bisa meyakini, kalau kekuasaan hanya bisa bertahan selama kita mematuhinnya. Kekuasaan bisa bertahan selama mereka mampu menebar ketakutan. Dan aku sejak dulu dididik untuk selalu sangsi dan curiga pada penguasa!

Kalau aku bisa memilih, mungkin sekarang aku ingin berjalan dengan kalian. Menonton orang-orang pandai berdebat di muka televisi atau aktivis yang melacurkan keyakinannya. Ngeri aku menyaksikan orang-orang pandai yang berbohong dengan ilmunya. Sederet angka dibuat untuk membuat orang percaya bahwa si miskin makin hari makin berkurang. Menonton aktivis senior yang kini juga berebut untuk duduk jadi penguasa. Katanya: di dalam kekuasaan tidak ada suara rakyat maka kita mengisinya. Aku bilang, itulah para pembual yang yakin jika perubahan bisa muncul karena kita duduk di belakang meja. Demokrasi acapkali berangkat dari dalil yang naif seperti itu. Aku sayangnya tak lagi bisa memilih, untuk berdiri dan berbincang dengan kalian semua.

Anak muda, aku telah tuliskan puluhan karya untuk menemanimu. Dibungkus dengan sampul wajahku, yang tampak belia dan mungkin tampan, aku tuangkan pesan kepada kalian. Keberanian yang membuat kalian akan tahan dalam situasi apapun! Hutan melatihku untuk percaya kalau kemapanan, kenikmatan badaniah, apalagi kekayaan hanya menjadi racun bagi tubuh kita.

Kemapanan membuat otakmu makin lama makin bebal. Kau hanya mampu mengunyah teori untuk disemburkan lagi. Kemapanan membuat hidupmu seperti seekor ular yang hanya mampu berjalan merayap. Kekayaan akan membuat tubuhmu seperti sebatang bangkai. Hutan melatihku untuk menggunakan badanku secara penuh. Kakiku untuk lari kencang bila musuh datang dan tanganku untuk mengayun pukulan jika aku diserang. Anak muda, nyali sama harganya dengan nyawa. Jika itu hilang, niscaya tak ada gunanya kau hidup!

Keberanian itu seperti sikap keberimanan. Jika kau peroleh keberanian maka kau memiliki harga diri. Sikap bermartabat yang membuatmu tidak mudah untuk dibujuk. Hutan membuatku selalu awas dengan ketenangan, kedamaian, dan cicit suara burung. Hutan melatihku untuk sensitif pada suara apa saja. Jangan mudah kau terpikat oleh kedudukan, pengaruh, dan ketenaran. Kedudukan yang tinggi akan membuatmu seperti manusia yang diatur oleh mesin. Kutinggalkan jabatan menteri karena hidupku menjadi lebih terbatas dan ruang sosialku dipenuhi oleh manusia budak, yang bergerak kalau disuruh. Apalagi ketenaran hanya akan mendorongmu untuk selalu ingin menyenangkan semua orang, membuat lumpuh energi perlawananmu. Ingat, racun segala perubahan ketika dirimu merasa nyaman.

Rasa nyaman yang kini kusaksikan di sekelilingmu. Anak-anak muda yang puas menjadi pekerja upahan sambil menyita tanah sesamanya. Ada anak muda yang duduk di parlemen malah minta tambahan gaji! Anak muda yang lain dengan tenaganya menyumbangkan diri untuk menjadi preman bagi kekuasaan bandit. Bahkan pendidikan hukum mereka gunakan untuk membela kaum pengusaha ketimbang orang miskin. Anak-anak muda yang banyak lagak ini memang tidak bisa dibinasakan. Mereka hidup karena ada kemiskinan, keculasan kekuasaan, dan lindungan proyek lembaga donor. Aku enggan untuk berjumpa dengan anak muda yang hanya mengandalkan titel, keperkasaan, dan kelincahan berdebat. Aku ragu apakah mereka mampu serta sanggup untuk melawan arus.

Arus itulah yang kini menenggelamkan nyali kita semua. Murah sekali harga seorang aktivis yang dulu lantang melawan, tapi kini duduk empuk jadi penguasa. Murah sekali harga idealisme seorang ilmuwan yang mau menyajikan data bohong tentang kemiskinan. Murah sekali harga seorang penyair yang mau rame-rame mendukung pencabutan subsidi. Aku gusar memandang negerimu, yang tidak lagi punya ksatria pemberani. Seorang kstaria yang mau hidup dalam kesunyian dan dengan gagah meneriakkan perlawanan. Tulisan adalah senjata sekaligus bujukan yang bisa menghanyutkan kesadaran perlawanan. Kau harus berani mempertahankan nyalimu untuk selalu bertanya pada kemapanan, kelaziman, dan segala bentuk pidato yang disuarakan oleh para penguasa.

Yang kauhadapi sekarang ini adalah sistem yang kuncinya tidak terletak pada satu orang. Kau berhadapan dengan dunia pendidikan yang menghasilkan ilmu tentang bagaimana jadi budak yang baik. Kau kini bergulat dengan teman-temanmu sendiri yang bosan hidup berjuang tanpa uang. Kau sebal dengan parlemen yang dulu ikut kau pilih, tetapi kini tambah membuat kebijakan yang menyudutkan rakyat. Kau perlahan-lahan jadi orang yang hanya mampu melampiaskan kemarahan tanpa mampu untuk merubah. Kau kemudian percaya kalau pemecahannya adalah melalui mekanisme, partisipasi, dan dukungan logisistik yang mencukupi. Kau diam-diam tak lagi percaya dengan revolusi. Kau yakin perubahan bisa berjalan kalau dijalankan dengan berangsur-angsur dan membuat jaringan. Gerakanmu lama-lama mirip dengan bisnis MLM.

Saudaraku yang baik! Hukum perubahan sosial sejak dulu tidak berubah. Kau perlu dedikasikan hidupmu untuk kata yang hingga kini seperti mantera: lawan! Lawanlah dirimu sendiri yang mudah sekali percaya pada teori perubahan sosial yang hanya cocok untuk didiskusikan ketimbang dikerjakan. Lawanlah pikiranmu yang kini disibukkan oleh riset dan penelitian yang sepele. 

Kemiskinan tak usah lagi dicari penyebabnya tapi cari sistem apa yang harus bertanggung jawab. Ajak pikiranmu untuk membaca kembali apa yang dulu kukerjakan dan apa yang sekarang dikerjakan oleh gerakan sosial di berbagai belahan dunia. Gabungkan dirimu bukan dengan LSM, tapi bersama-sama orang miskin untuk bekerja membuat sistem produksi. Tak ada yang bermartabat dari seorang anak muda, kecuali dua hal: bekerja untuk melawan penindasan dan melatih dirinya untuk selalu melawan kemapanan.

Sabtu, 01 Juli 2017

Lelaki malam penunggu subuh..

Lelaki malam penunggu subuh..

Ada keheningan ketika larut akan usai. Dibawah gang yang teduh dengan lampu yang kian redup ketika fajar menyongsong. 

Lelaki malam menghabiskan waktu dengan menunggu subuh seakan ini menjadi ritual untuk menyapa pagi. Seperti kemarin adzan menjadi penanda untuk langkah kaki menuju pintu masjid diujung gang. Lelaki malam tak juga beranjak dari kesendirian memaknai malam ditengah guyuran hujan yang disertai dengan kilapan petir. Tanpa jejak pejalan kaki.

Asik saja memainkan gadgetnya tanpa peduli dengan sekitar yang kapan saja menjadi ancaman. Dia percaya bahwa sendiri lebih baik dan aman.

Laki-laki malam senang dengan kesendirian. Dia menemukan kebahagiaan disaat masyarakat kota terlelap akibat bising kota dan debu polusi yang menjadi sahabat dihari harinya. Lelaki malam masih saja diam dan menunggu cahaya langit. 

Tual. 1 july 2017

Kamis, 23 Maret 2017

ungkapan sayang bukan dengan menyakiti, mengabaikan, memperdaya, over protective, membohongi, dan menduakan. namun dengan lemah lembut, menghargai, mengayomi, perhatian, pengertian, dan peduli.
tinggalkan jika tak nyaman, sebab hubungan bukan mainan.

#propaganda

Makassar, 23 maret 2017

Minggu, 05 Maret 2017

Wanita Harus Baca!


Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai jilbab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau? Di kampus tempat saya seharian disana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata saya terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.
Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas “Tank Top”, noleh ke kiri pemandangan “Pinggul terbuka”, menghindar kekanan ada sajian “Celana ketat plus You Can See”, balik ke belakang dihadang oleh “Dada menantang!” Astaghfirullah… kemana lagi mata ini harus memandang?

Kalau saya berbicara nafsu, ow jelas sekali saya suka. Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran “ngeres” dan hatipun menjadi keras.

Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki untuk memakai aset berharga yang mereka punya.

Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar kata dasarnya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi, lebih… dan lebih lagi. Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? Yaitu: anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan!

Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda menjawabnya “lelaki” bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki dijaman sekarang ini.

Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan anda menawarkan penampilan seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi saya harus menahan penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya? tapi saya sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkan nanti? sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.

Allah Taala telah berfirman:

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya”, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang biasa terlihat. ….” – (QS. An-Nuur : 30-31).

Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini.
Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak bisa pertanggung jawabkan nantinya.

Jadi tak salah juga bukan? kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian.

Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi anda para wanita apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami sampai kami tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemandangan yang anda tayangkan?

So, berjilbablah… Karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempersona dan tentunya sejuk dimata.
Pesan dari Seorang laki-laki yang berusaha menahan pandangannya:
"Jadilah wanita yang menjaga aurat karena itu menjaga pandangan lelaki" karena SALING MENJAGA itu lebih BAIK daripada SALING MENYALAHKAN

Rabu, 22 Februari 2017

Perjalanan akan memberikan Pelajaran,

pelajaran akan melahirkan Pengalamaan,

dan setiap pengalaman akan menjadikan

menjadi Lebih Bernilai....


SELALU berusaha mengambil HIKMAH
Dari SEBUAH PERJALANAN....





Makassar, 22 febuari 2017

Manusia Kemanusiaan Manusia Kemanusiaan Manusia Kemanusiaan Manusia yang hilang Kemanusiaan!!! Manusia Kemanusiaan Manusia Kemanus...