PERSAHABATAN MENOLAK BUTA POLITIK
Yang unik dari berbuka puasa bersama teman-teman angkatan, adalah bagaimana cara kita merawat ingatan atas segala masa lalu, reuni ini mungkin hanya bisa dikehendaki dalam bulan suci ramadan bagi pemeluk Islam. Sebagai salah satu bentuk persahabatan, dan kehangatan berwarga negara. Namun semenjak kiblat terbelah menjadi dua poros ditahun 2014. Kehangatan itu menjadi reuni persoalan kebenaran berdasarkan selera, dan persoalan sentimen. Di 2018 tahun politik ini juga, kehangatan berkeluarga dalam bingkai ramadan terhalang sekat perbedaan orentasi politik. Padahal jauh sebelum institusi bernama negara ini dicetuskan, iklim persahabatan telah lebih dulu tumbuh. Hal ini mungkin didasari oleh kebanyakan dari kita masih buta akan poltik.
Dahulu, filsuf Yunani Aristoteles mengingatkan kita tentang dimensi etis dan politis persahabatan bahwa: persahabatan adalah wahana terbentuknya pandangan etika dan relasi politik. Persahabatan hakiki, bagi Aristoteles bukanlah relasi antara dua orang manusia yang memiliki pandangan kehidupan dan moral yang sama. Sebaliknya, persahabatan seharusnya berfungsi sebagai ranah negosiasi antara pandangan kehidupan yang berbeda. Dalam persahabatan dinamika tersebut melahirkan pandangan baru, bukan pandangan si A atau si B, tapi pandangan keduanya.
Malang, 05 juni 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.